Blogger news

Minggu, 22 Juli 2012

Prinsip Kronologis Dalam Kajian Sejarah

Dalam penelitian sejarah, perlu mengikuti kronologis atau tata aturan yang baku. Tata urutan atau langkah - langkah dalam penelitian sejarah antara lain sebagai berikut. Semoga bermanfaat.







1. Langkah - Langkah dalam Penelitian Sejarah

a) Heuristik

Heuristik berasal dari Yunani houriskoin yang artinya menemukan. Pada tahap ini seorang penulis sejarah mulai mencari jejak - jejak peristiwa masa lampau yang relevan dengan judul dan topik penelitian. Perlu di ketahui bahwa sumber masa lampau sangat luas dan banyak sekali. Oleh karena itu, sumber - sumber itu perlu diklasifikasikan guna memudahkan penelitian sejarah. Sumber sejarah dibedakan menjadi :

  1. Sumber lisan
  2. Sumber tulisan 
  3. Sumber benda
Sumber benda contohnya : patung, masjid, keraton, beliung, kapak, dan lain - lain. Sumber lisan berupa informasi langsung dari pelaku sejarah atau penyaksi sejarah. Sedangkan sumber berupa informasi berupa piagam, dokumen, otobiografi, dan surat - surat kabar.

b) Verifikasi

Menurut kamus bahasa Indonesia Poerwadarminto, verifikasi di artikan dengan pemeriksaan tentang kebenaran laporan/sumber. Pemeriksaan atau penilaian terhadap sumber - sumber dapat dilakukan melalui 2 aspek, yaitu intern dan ekstern. Penilaian/ kritik esktern dapat dilakukan melalui pertanyaan :

  1. Apakah sumber itu merupakan sumber yang kita kehendaki ?
  2. Apakah sumber itu merupakan sumber asli turunan ?
  3. Apakah sumber itu masih atau sudah diubah - ubah ?
Dengan melakukan kritik ekstern akan diketahui autentisitas, orisinalitas, serta integritas suatu sumber.

Aetelah kritik ekstern dapat memastikan bahwa sumber yang kita miliki adalah sumber yang kita perlukan, bentuknya masihasli atau masih utuh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kritik intern. Kritik intern berusaha membuktikan bahwa kesaksian yang ada pada suatu sumber dapat di percaya. Cara pembuktiannya dapat kita lakukan dengan dua cara yaitu :


  1. Melakukan penilaian intrinsik terhadap sumber.
  2. Membandingkan kesaksian berbagai sumber.
Penilaian intrinsik terhadap sumber dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Menemukan sifat sumber, apakah resmi atau tidak, apakah formal atau informal. Sumber sejarah yang tidak resmi memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber yang resmi dan formal, sebab sumber sejarah yang tidak resmi bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak sehingga dinilai memiliki objektivitas lebih tinggi dan bersifat lebih terus terang.
  2. Menyoroti langsung pengarang sumber itu. Tujuannya untuk mengetahui kepastian bahwa kesaksian seorang pengarang yang dituangkan dalam sumber sejarah adalah benar dan dapat di percaya. Untuk menguji itu dapat dilakukan dengan mngajukan dua pertanyaan :
a) Apakah ia mau memberi kesaksian yang benar atau justru berusaha menutup - nutupi atau berusaha melebih - lebihkan tentang kesaksian ?
b) Apakah ia mampu memberikan kesaksian yang benar ?
Misal :

  • Ia hadir dalam peristiwa itu 
  • Ia memiliki keahlian tentang peristiwa itu.
  • Ia memiliki ingatan yang kuat tentang peristiwa itu. 
Setelah kritik ekstern, langkah selanjutnya adalah melakukan kritik internal. Kritik internal dapat dilakukan dengan membandingkan kesaksian dari berbagai sumber yang tidak meiliki hubungan satu sama lainnya. Jika kesaksian dari berbagai sumber yang tidak memiliki hubungan satu sama lainnya ini memberikan kesaksian yang sama, berarti sumber - sumber itu dapat dipergunakan untuk menyusun sejarah.

c) Interpretasi

Interpretasi artinya menafsirkan atau memberikan kesan, pendapat atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. Pada tahapa ini seorang sejarawan mulai melakukan kegiatan menafsirkan keterangan - keterangan yang diperoleh dari sumber. Atas dasar data yang sudah teruji lalub disusun fakta - fakta sejarah yang meiliki hubungan satu sama lain sehingga menjadi kesatuan harmonis dan masuk akal.

Dalam menafsirkan dan menyusun fakta - fakta itu, sejarawan harus selektif sebab tidak semua fakta dapat dimasukan dalam menyusun sejarah. Sejarawan harus memilih mana yang relevan dan mana yang tidak. Selain itu, agar dalam menyusun kisah tidak mengalami kesulitan perlu diperhatikan periodisasi atau pembagian berdasarkan waktu kemudian diperinci lagi berdasarkan masalah - masalah yang khas.

d) Historiografi

Historiografi atau penulisan sejarah merupaka tahap terakhir dalam metode sejarah. Setelah menentukan judul, mengumpulkan bahan - bahan yang diperlukan serta melakukan kritik dan seleksi maka tahap selanjutnya adalah menuliskan kisah sejarah. Menulis kisah sejarah tidak hanya sekedar menyusun dan merangkai fakta - fakta hasil penelitian, tetapi juga menyampaikan pendirian, pikiran, emosi, melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta - fakta.

Dalam menulis sejarah harus tetap berpedoman pada fakta - fakta yang telah dikumpulkan. Karena menulis sejarah hakikatnya adalah menuliskan kembali dan menghidupkan kembali masa lampau. Agar penulisan kembali pada masa lampau mudah di pahami maka perlu menggunakan bahasa yang sistematis, baik, dan tepat. Sebagaimana diketahui sejarah adalah ilmu dan sekaligus seni. Sebagai ilmu, bahasa sejarah harus bersifat tajam dan sedikit banyak eksak. Sebagai seni, bahasa sejarah mengandung unsur imajinasi seperti juga karya sastra. Kedua sifat itu diperlukan dalam penulisan sejarah agar bisa memberikan semangat dan vitalitas dalam kisah sejarah. Imajinasi yang ada pada diri sejarawan harus tetap mendekatkan diri pada objeknya, mengenali objek sebaik - baiknya. Sejarawan tidak boleh mengurangi, menambah, atau menciptakan fakta - fakta baru. Apalagi hal - hal yang masuih merupakan tanda tanya.

Ada dau dal cara penulisan sejarah yaitu :
  1. Deskriptif prosedural, yaitu fakta - fakta sejarah disusun sesuai dengan proses terjadinya peristiwa.
  2. Analisis struktural, yaitu dalam penulisan ini yang dipentingkan adalah analisis terhadap masalah - masalah sejarah sebagian hasil dari pembaca fakta - fakta.

 
 
 

1 comments:

About

 

Copyright © Megantara Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger